CBT merupakan suatu pendekatan yang di
buat untuk membantu konseli dalam menyelesaikan permasalahan dengan cara
melakukan penataan kembali pada terhadap kognitif dan perilaku yang menyimpang.
Tujuan dari CBT ini juga yaitu munculnya restrukturisasi kognitif dan sistem
kepercayaan untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Tujuan CBT juga
yaitu mengajak konseli untuk belajar mengubah perilaku, menenangkan atau
mengontol pikiran dan perilaku hingga merasa lebih baik, dan membantu membuat
keputusan yang tepat. Sampai akhirnya CBT diharapkan dapat membantu konseli
menyaimbangkan berpikir, merasa, dan bertindak.
Konsep dasar yang pertama dalam CBT,
diantaranya :
1. Skema,
dimana skema merupakan sebuah bentuk struktur kognitif yang menyimpulakn sebuah
makna pada individu. Ada dua kategori makna: pertama, makna objektif atau makna
public suatu kejadian, yang mungkin hanya memiliki sedikit implikasi signifikan
bagi individu.; dan kedua makna personal atau pribadinya. Tugas makna
mengontrol sistem-sistem psikologis, seperti sistem perilaku, emosional,
atensional, dan ingatan, sehingga individu dapat mengaktifkan strategi-strategi
adaptasi.
2. Moda,
suatu jaringan kognitif dan perilaku yang menginterpretasikan dan menyesuaikan
diri dengan situasi yang sedang terjadi.
3. Pikiran
otomatis, merupaka suatu bentuk pikiran
yang muncul pada individu tanpa disenganaja yang menjadi sebuah statmen
dalam dirinya atau disebut self statment.
4. Distorsi,
merupakan sebuah penyimpangan dalam berpikir yang berpengaruh pada keadaan
emosi, kognisi dan perilaku konseli dalamkegiatan kesehariannya. Adapun
beberapa bentuk distorsi, anatara lain :
a) arbitrary inference
yakni menarik kesimpulan yang merupakan inferensi dari bukti-bukti yang tidak
relevan. Misalnya: mendatangi kepala sekolah dikantor, tetapi selalu tidak ada
di kantor, kemudian diambil kesimpulan bahwa orang itu tidak mau ditemui.
b) selective
abstraction merupakan pemisahan sebagian kecil dari situasi keseluruhan dengan
mengabaikan sisa bagian yang jauh lebih besar atau penting. Misalnya: individu
merasa minder dan tidak percaya diri, hanya karena ada salah satu bagian dari
tubuhnya yang kurang sempurna, padahal ia cantik dan berparas menarik.
c) overgeneralization
yaitu menyimpulkan satu kejadian negatif yang khusus, sebagai kejadian negatif
secara keseluruhan. Misalnya: seorang cewek yang baru saja ditinggal pergi
kekasihnya, mengatakan bahwa semua cowok memang menyebalkan atau dengan kata
lain semua laki-laki adalah ‘buaya darat’.
Adapun
beberpa teknik yang digunakan dalam CBT, anatara lain :
1. Menata keyakinan irrasional,
merupakan penataan kembali kognitif dari seorang konseli dalam proses
konseling, hingga mencapai kognisi yang rasional.
2. Bibliotherapy, merupakan
bentuk pemberian referensi seperti literatur untuk membantu menggambarkan
permasalahannya melalui beberapa bacaan yang sederhana.
3. Mengulang kembali penggunaan beragam
pernyataan diri dalam role play dengan konselor.
4. Exaption mencoba penggunaan berbagai
pernyataan diri yang berbeda dalam situasi real.
5. Mengukur perasaan, misalnya dengan
mengukur perasaan cemas yang dialami pada saat ini dengan skala 0-100.
6. Menghentikan pikiran. Konseli
belajar untuk menghentikan pikiran negatif dan mengubahnya menjadi pikiran
positif, dengan cara memotong pikiran- pikiran irasionalnya dengan teknik sokratic
question.
7. Desensitization systematic. Digantinya respons takut dan cemas
dengan respon relaksasi dengan cara mengemukakan permasalahan secara berulang-ulang
dan berurutan dari respon takut terberat sampai yang teringan untuk mengurangi
intensitas emosional konseli.
8. Pelatihan keterampilan sosial.
Melatih konseli untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosialnya.
9. Assertiveness skill training atau pelatihan keterampilan
supaya bisa bertindak tegas.
10. Penugasan rumah. Memperaktikan
perilaku baru dan strategi kognitif antara sesi konseling. Dalam CBT penugasan
rumahnya dapat berupa pengisian jurnal kegiatan yang diisi selama satu minggu
untuk mengetahui perubahan pemikiran dan perilakunya.
11. In vivo exposure. Mengatasi situasi yang
menyebabkan masalah dengan memasuki situasi tersebut.
12. Covert conditioning, upaya pengkondisian tersembunyi
dengan menekankan kepada proses psikologis yang terjadi di dalam diri individu.
Peranannya di dalam mengontrol perilaku berdasarkan kepada imajinasi, perasaan
dan persepsi.
Terimakasih ilmunya Hipnoterapi bermanfaat
BalasHapus