Istilah
remaja sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1998).Pandangan ini didukung oleh Piaget
(Hurlock, 1998) yang menyatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu
usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak
tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Masa
remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir
saat ia mencapai usia matang secara hukum. Seperti halnya dengan semua periode
yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri tertentu yang
membedakanya dengan periode sebelum dan sesudahnya salah satunya adalah
penyesuaian diri (adaptasi).
Penyesuain
diri adalah interaksi anda yang kontinu dengan diri anda sendiri, dengan orang
lain dan dengan dunia anda (Calhoun dan Acocella, 1990: 13 dalam Sobur, 2009:526).
Dari pengertian tersebut bila dikaitkan dengan masa remaja maka, penyesuain
diri remaja adalah interaksi yang dilakukan secara continue dengan dirinya
sendiri, dengan remaja lain serta lingkunganya.
Bentuk
Adaptasi Diri
Menurut
Gunarsa (1981 dalam Sobur 2009 : 529) terdapat bentuk-bentuk penyesuaian diri
yakni :
a.
Yang adaptive
Bentuk
dari penyesuaian diri ini adalah bersifat badani, yakni perubahan-perubahan
dalam proses badani untuk menyesuaiakan diri terhadap lingkungan. Maksud dari perubahan
badani ini adalah proses yang dilakukan oleh tubuh untuk dapat menyesuaikan
dengan lingkungan. Seperti contohnya adalah ketika manusia berkeringat, hal itu
merupakan usaha tubuh untuk menyesuaikan dengan suhu lingkungan yang terasa
panas, sehingga tubuh melakukan upaya mendingikan tubuh dengan berkeringat.
b.
Yang adjustive
Bentuk
penyesuaian yang tersangkut kehidupan psikis, dalam Sobur dijelaskan (2009:
531) penyesuaian diri tingkah laku terhadap lingkungan yang dalam lingkungan
ini terdapat aturan-aturan atau norma-norma.
Faktor yang
Mempengaruhi Adaptasi Diri
Banyak faktor
yang memiliki pengaruh besar dalam menciptakan adaptasi pada seorang
individu. Berikut merupakan factor yang terpenting tersebut (Fahmi, 1997 dalam
Sobur, A. 2009: 537).
a.
Pemuasan kebutuhan pokok dan kebutuhan pribadi. Yang
dimaksud dengan kebutuhan pokok adalah kebutuhan jasmani atau fisik, seperti
kebutuhan makan, minum, membuang kotoran, dan beristirahat. Pemuasan kebutuhan
itu termasuk hal yang mutlak, karena tanpa pemuasan, individu akan binasa.
b.
Hendaknya ada kebiasaan-kebiasaan
dan keterampilan yang dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan yang
mendesak. Tidak diragukan lagi bahwa kecakapan dan kebiasaan-kebiasaan itu
terbentuk pada tahap-tahap pertama dari kehidupan individu. Oleh karena itu, dapat kita katakan bahwa
penyesuaian diri itu sebenernya adalah hasil dari semua pengalaman dan
percobaan yang dilalui oleh individu, yang mempengaruhi cara mempelajari
berbagai jalan untuk memenuhi kebutuhan dan bergaul dengan orang lain dalam
kehidupan social.
c.
Hendaknya dapat menerima dirinya. Pandangan orang terhadap dirinya merupakan
faktor terpenting, yang memengaruhi kelakuannya. Apabila pandangannya baik,
penuh dengan kelegaan, hal itu akan mendorongnya untuk bekerja dan menyesuaikan
diri dengan anggota masyarakat dan akan membawanya pada kesuksesan, yang sesuai
dengan kemampuannya, tanpa berusaha untuk bekerja dibidang yang tidak
memungkinkannya untuk mencapai sukses karena kemampuannya yang tidak
mengizinkan. Orang yang tidak menerima dirinya akan berhadapan dengan keadaan
frustasi yang menjadikannya merasa tidak berdaya dan gagal. Sehingga tingkat
penyesuaian sosialnya buruk. Hal itu, akan mendorongnya pada sikap menyendiri
atau bermusuhan, menarik perhatian orang lain dan menghapus pandangan yang ada
dalam pikiran mereka tentang dia.
d.
Kelincahan. Yang
dimaksud dengan kelincahan disini ialah agar orang bereaksi terhadap perangsang
baru dengan cara yang serasi. Orang yang kaku, tidak lincah tidak dapat
menerima perubahan yang terjadi atas dirinya. Oleh karena itu, penyesuaian
dirinya terganggu dan hubungannya degan orang lain goncang, apabila ia pindah
ke lingkungan barum yang cara hidupnya berbeda dengan cara yang telah biasa
dialaminya. Bagi orang yang lincah, ia akan bereaksi terhadap lingkungan baru
dengan cara yang serasi, yang menjamin penyesuaina dirinya dengan lingkungan
itu. Ini berarti bahwa penyesuaian diri menjadi lebih mudah, apabila orang itu
lincah dan sebaliknya, semakin kurang kelincahan sesoerang, semakin kurang pula
kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan suasana dan lingkungan yang baru.
e.
Penyesuian dan
ketersesuaian. Ada orang yang beranggapan bahwa penyesuaian diri semacam
penyerahan, atas dasar bahwa menyerah mempunyai ciri menghindari ketegangan dan
menjauhkanya. Sesungguhnya menyerah dalam pandangan mereka dianggap semacam
penyesuaian dalam bentuk penyerahan terhadap lingkungan, terutama lingkungan
kebudayaan dan social. Menyerah dan persesuaian itu menurut tunduknya individu
terhadap suasana dan keadaan ditempat ia hidup; disamping itu dituntut pula
perubahan sikap dan perasaanya. Orang yang gagal dalam menyesuaikan terhadap
peraturan, dianggap gagal pula dalam memberikan saham kepada
pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat. Sebagai kesimpulanya,
orang-orang yang menghubungkan kesehatan jiwa dengan menyerahdiri memandang
perlu menyerah kepada kelompok dan menyesuaikan diri terhadap tujuan-tujuanya,
sehingga ia dapat hidup dalam kehidupan social yang serasi.
Faktor lainya yang dapat mempengaruhi
penyesuaian diri menurut Hariyadi,dkk. (Hermawan, 2010) adalah sebagai berikut
:
a.
Faktor Internal
Yakni
factor yang terdapat dalam diri remaja, seperti motif, konsep diri, persepsi,
sikap, intelegensi, minat bakat dan kepribadian
b.
Faktor eksternal,
Yakni factor
yang berasal dari luar diri remaja seperti lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan teman sebaya, prasangka social dan factor hukum norma sosial.
Ciri-Ciri
Adapatasi Remaja
Menurut Schneiders
(1964) memberikan kriteria individu dengan penyesuaian diri yang baik, yaitu
sebagai berikut (Ramadani dkk, 2011) :
a.
Pengetahuan tentang
kekurangan dan kelebihan dirinya
b.
Objektivitas diri dan
penerimaan diri
c.
Kontrol dan
perkembangan diri
d.
Integrasi pribadi yang
baik
e.
Adanya tujuan dan arah
yang jelas dari perbuatannya
f.
Adanya perspektif,
skala nilai, filsafat hidup yang adekuat
g.
Mempunyai rasa humor
h.
Mempunyai rasa
tanggung jawab
i.
Menunjukkan kematangan
respon
j.
Adanya perkembangan
kebiasaan yang baik
k.
Adanya adaptabilitas
l.
Bebas dari
respon-respon yang simtomatis atau cacat
m.
Memiliki kemampuan
bekerjasama dan menaruh minat terhadaporang lain
n.
Memiliki minat yang
besar dalam bekerja dan bermain
o.
Adanya kepuasan dalam
bekerja dan bermain
p.
Memiliki orientasi
yang adekuat terhadap realitas
Beberapa remaja yang tidak mampu menyesuaikan
diri perlu mendapat bantuan, hal ini dikarenakan remaja masih belum memiliki kontrol
diri yang mumpuni, sehingga perlu didampingi oleh orang dewasa seperti orang
tua, guru BK, Konselor dll agar mampu mengentaskan permasalahan dan berkembang
optimal.
Informasi Konseling : Klik Disini
Reviews:
Posting Komentar